Bulan Februari Kedutaan Jepang Berkunjung Ke Biak Lakukan Repratiasi Tulang Tentara Mereka
Biak, Jubi – Pelaksana tugas ( Plt ) Pariwisata Kabupaten Biak
Numfor, Papua, Jubelius Usior mengatakan pada bulan Februari 2015 ini,
Pemerintah Jepang melalui Kedutaan besarnya di Jakarta akan berkunjung
ke Biak dalam rangka melakukan repratiasi tulang belulang tentara Jepang
eks perang dunia II.
“Dan itu sudah ada nota kesepahamannya antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang. Jadi ada bagian-bagian yang diperkenankan di ambil,”kata Jubelius Usior ketika ditemui Jubi Sabtu,(31/1/2015) siang di Kota Biak.
Menurutnya, wajarlah tulang belulang itu diambil, sebab itu sanak keluarga mereka dan prajurit mereka. Tidak ada hubungan kekeluargaan dengan orang Biak. Kalaupun ada hanya hubungan sejarah masa lalu saja.
“Saya ambil contoh saudara kita yang meninggal ditempat lain, pasti suatu saat kita pasti ada datang untuk mengambil tulangnya untuk di kubur ditempat kita karena ada hubungan emosional sebagai saudara. Sama juga dengan mereka,” tuturnya.
Lanjutnya, hubungan emosional orang Biak dengan tulang belulang itu tidak ada. Hanya kebetulan peristiwanya (Pembunuhan tentara Jepang oleh Sekutu AS) terjadi di Biak sehingga membuat orang Biak mengklaim sebagai aset wisata sejarah yang tidak boleh dirusak oleh siapapun.
“Alasan pendapatan asli daerah (PAD) tidak mutlak. Sebab dengan mengembangkan pontensi wisata lain untuk meningkatkan kunjungan orang ke Biak pun bisa memberikan kontribusi untuk PAD,”ucapnya.
Sebelumnya Bupati Biak Numfor, Thomas Alfa Edison Ondy pun menyalahkan pihak Dinas Pariwisata bila mengatakan pemberian tulang belulang tentara Jepang itu dilakukan berdasarkan pertimbangan emosional. Sebab keberadaan tentara Jepang di Biak kala itu banyak membunuh orang Biak yang melawan mereka. Tetapi soal bagian yang sudah disepakati dengan pemerintah pasti diberikan. (Marten Boseren)
Diposkan
oleh : on February 1, 2015 at 21:02:02 WP
Victor Mambor]
Sumber :
“Dan itu sudah ada nota kesepahamannya antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang. Jadi ada bagian-bagian yang diperkenankan di ambil,”kata Jubelius Usior ketika ditemui Jubi Sabtu,(31/1/2015) siang di Kota Biak.
Menurutnya, wajarlah tulang belulang itu diambil, sebab itu sanak keluarga mereka dan prajurit mereka. Tidak ada hubungan kekeluargaan dengan orang Biak. Kalaupun ada hanya hubungan sejarah masa lalu saja.
“Saya ambil contoh saudara kita yang meninggal ditempat lain, pasti suatu saat kita pasti ada datang untuk mengambil tulangnya untuk di kubur ditempat kita karena ada hubungan emosional sebagai saudara. Sama juga dengan mereka,” tuturnya.
Lanjutnya, hubungan emosional orang Biak dengan tulang belulang itu tidak ada. Hanya kebetulan peristiwanya (Pembunuhan tentara Jepang oleh Sekutu AS) terjadi di Biak sehingga membuat orang Biak mengklaim sebagai aset wisata sejarah yang tidak boleh dirusak oleh siapapun.
“Alasan pendapatan asli daerah (PAD) tidak mutlak. Sebab dengan mengembangkan pontensi wisata lain untuk meningkatkan kunjungan orang ke Biak pun bisa memberikan kontribusi untuk PAD,”ucapnya.
Sebelumnya Bupati Biak Numfor, Thomas Alfa Edison Ondy pun menyalahkan pihak Dinas Pariwisata bila mengatakan pemberian tulang belulang tentara Jepang itu dilakukan berdasarkan pertimbangan emosional. Sebab keberadaan tentara Jepang di Biak kala itu banyak membunuh orang Biak yang melawan mereka. Tetapi soal bagian yang sudah disepakati dengan pemerintah pasti diberikan. (Marten Boseren)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !